Bacaan : Yeremia 29 : 4-14
Nats : Yeremia 29 : 11
Saudara-saudara yang kekasih dalam Kristus
Barangkali
kita bisa juga dihantui kecemasan, jika kita memikirkan masa depan
kita. Atau barangkali kita sedang merasa gelisah karena situasi
kehidupan kita yang serba tidak pasti. Bagaimana nasib kita nanti?
Bagaimana nasib anak-anak kita nanti?
Barangkali
kita sedang berangan-angan; membayang- bayangkan
kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan. Dan mencoba
menyusun rencana-rencana untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi.
Saudara-saudara…
Surat
nabi Yeremia yang dikirimkan kepada bangsa Israel yang ditawan atau
dibuang ke Babel, akan menunjukkan kepada kita khabar baik ; khabar yang
memberikan inspirasi dan semangat dalam menapaki kehidupan menuju masa
depan.
Orang-orang Israel di Babel merasakan keadaan mereka sebagai orang hukuman, atau tawanan..
Mereka
mengalami ketegangan antara berusaha melepaskan diri dari hukuman dan
menjalani hukuman dengan sabar. Ada sebagian dari mereka yang berusaha
melarikan diri, karena merasa tidak tahan lagi ditindas bangsa Babel.
Dan ada sebagian lagi yang menerima keadaan dengan sabar, pasrah atas
nasib yang telah menimpa mereka.
Orang-orang
Israel yang ingin segera bebas, mereka membutuhkan kepastian. Munculah
nabi-nabi palsu yang menubuatkan pembebasan dan juga peramal-peramal
yang memberi petunjuk. Berdasarkan nubuat dan ramalan mereka,
orang-orang Israel diajak memberontak melawan Bangsa Babel. Pastilah
perjuangan mereka akan berhasil, karena Israel umat kesayangan Allah dan
Bangsa Babel adalah bangsa kafir yang tidak mengenal Allah. Pikir
mereka, Allah pasti segera menghukum bangsa Babel.
Sementara
itu, orang-orang Israel yang tahu bahwa Bangsa Babel sedang dipakai
oleh Allah untuk menghukum bangsa Israel, mereka ada yang putus asa dan
menyerah pada nasib , tanpa usaha apa-apa. Pikir mereka : Allah telah
meninggalkan mereka, dan tak ada gunanya berusaha memperbaiki nasib, tak
ada gunanya minta tolong kepada Tuhan Allah. Sikap mereka menjadi masa
bodoh,yang terjadi ya terjadilah.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Kristus
Dua
macam sikap orang-orang Israel yang berada di Babel tadi, ditentang
oleh nabi Yeremia . Melalui suratnya, nabi Yeremia menyerukan kehendak
Allah bagi orang-orang di pembuangan itu. Mereka semua diperintahkan
agar melakukan tugas-tugas kehidupan mereka secara wajar sebagaimana
mestinya, seperti di negeri mereka sendiri.
”Dirikanlah rumah…, buatlah kebun…, ambilah isteri.., dan usahakanlah kesejahteraan” {ayat 5-7}
Mereka
diperingatkan agar tidak terpedaya oleh nabi-nabi palsu maupun para
peramal {ayat 8} Dan mereka diperingatkan bahwa hukuman Tuhan ada batas
waktunya, yaitu 70 tahun {ayat 10} Mereka yang terlalu optimis
diingatkan agar bersabar dan tidak sembrono sehingga menimbulkan
kekacauan. Dan mereka yang putus asa ,tidak punya harapan, diberi
pengharapan. Mereka harus percaya bahwa Tuhan memperhatikan nasib
mereka. Mereka tidak akan dibiarkan. Tuhan merencanakan damai sejahtera
dan memberikan hari depan yang penuh harapan. {ayat 11}.
Dalam surat nabi
Yeremia tersebut ditegaskan bahwa Tuhan Allah menghendaki agar
orang-orang Israel tidak terlalu optimis dan juga tidak boleh pesimis
memandang masa depan.Mereka diminta agar percayakepada Tuhan, sebab
rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakaan, melainkan rancangan damai
sejahtera ,untuk memberikan hari depan yang penuh pengharapan.
Saudara-saudara yang kekasih
Kita
harus percaya bahwa Tuhan juga memberi kita hari depan yang penuh
harapan. Kalau kita selama ini sering mengalami nasib buruk, yang
tampaknya tidak pernah berakhir, kita tidak perlu putus asa, atau bahkan
meninggalkan Tuhan. Kita harus yakin dan percaya suatu ketika
penderitaan akan berlalu dan berganti dengan sukacita dan damai
sejahtera. Kalau secara langsung kita tidak mengalaminya, tentu Tuhan
menundanya untuk anak cucu kita.Percayalah.
Kita
harus percaya dan yakin bahwa Tuhan memberi kita hari depan yang penuh
harapan. Jika kita selama ini bernasib baik dan selalu berhasil dalam
mengusahakan hal-hal yang kita inginkan, kita jangan terlalu optimis dan
sembrono dalam memandang masa depan. Kita tidak boleh sombong,
mengagungkan diri sendiri dan meninggalkan Tuhan.
Bagaimanapun
kita tergantung pada rencana Tuhan.Karena itu, marilah kita
mengusahakan masa depan kita agar lebih baik. Kita rancang kehidupan
kita, keluarga kita dan gereja kita sesuai dengan Rencana Tuhan,.
Percayalah, bahwa Tuhan memberi kepada kita :
HARI DEPAN YANG PENUH HARAPAN.
AMIN.